Antony Elanga, Permata yang Disia-siakan Manchester United

Antony Elanga
Premier League musim ini memunculkan sebuah anomali: Manchester United sempat harus berjuang menghindari degradasi, sedangkan Nottingham Forest secara mengejutkan mampu bercokol di papan atas. Dari dua klub itu, kita bisa tarik satu nama, yakni Antony Elanga.
Musim berganti, tapi nama Elanga justru makin bersinar jauh dari Old Trafford. Pemain asal Swedia itu kini menjadi motor serangan utama Forest yang mengejutkan banyak pihak.
Elanga datang ke City Ground pada Juli 2023 dengan mahar 15 juta poundsterling. Banyak yang menganggap itu sebagai langkah mundur bagi pemain berusia 22 tahun tersebut. Namun, kenyataan berkata lain—ia justru berkembang jadi sosok kunci dalam skuad Forest.
Saat mantan klubnya terseok di papan tengah klasemen, Elanga membawa Forest merangsek ke papan atas. Dari sekadar opsi cadangan di MU, dia kini menjelma jadi simbol ambisi baru tim kecil yang berani bermimpi besar.
Antony Elanga, Pemain Muda yang Menolak Tenggelam
Sejak kepindahannya ke Forest, Elanga menunjukkan perkembangan signifikan. Dia langsung mencetak gol penting ke gawang Chelsea di awal musim perdananya. Gol demi gol pun terus mengalir, termasuk ke gawang mantan klubnya sendiri.
Di musim 2023/2024, Elanga mencetak lima gol dan sembilan assist dalam 36 pertandingan Premier League. Catatan yang tergolong impresif bagi pemain muda yang bermain di klub non-unggulan. Dia bukan hanya kontributor, tapi kreator dari banyak momen krusial Forest.
Artikel Terkait Lainnya : Info Seputar Liga Inggris
Musim ini, performanya makin mengilap dengan enam gol dan sembilan assist dari 32 laga. Kecepatan, keberanian, dan insting golnya menjadi senjata utama Forest yang tampil mengejutkan. Dalam dua musim, total kontribusinya mencapai 29 gol (11 gol, 18 assist) dalam 68 pertandingan.
MU Gagal Mengasah, Forest Menikmati Hasilnya
Ketika Elanga berkembang di Forest, MU justru mengalami kekeringan ide di lini serang. Pemain-pemain seperti Jadon Sancho dan Antony gagal memenuhi ekspektasi. Keduanya bahkan di pinjamkan, menandai kegagalan proyek ambisius di sayap.
Sancho kini berjuang menemukan performa di Chelsea, sesama klub Premier League. Antony lebih jauh, di pinjamkan ke Real Betis di La Liga. Kedua nama itu sempat digadang-gadang menjadi tumpuan MU, tapi realita berkata sebaliknya.
Ironisnya, MU malah melepas Elanga tanpa banyak pertimbangan. Forest yang tak sepopuler MU justru tahu cara mengolah bakat Elanga jadi mesin kemenangan. Kesalahan besar itu kini terasa makin perih seiring kontrasnya posisi klasemen kedua tim.
Forest Naik Daun, MU Meredup
Hingga pekan ke-33 musim ini, Forest berada di papan atas klasemen. Mereka konsisten mengalahkan tim-tim besar dan mencuri perhatian publik. Di balik semua itu, Elanga jadi sosok yang hampir tak tergantikan.
Sebaliknya, MU tercecer di posisi ke-14. Mereka kehilangan arah, terutama dalam urusan mencetak gol dan membangun serangan dari sisi lapangan. Ketergantungan pada nama besar tidak lagi cukup di era Premier League yang semakin kompetitif.
Momen paling simbolik hadir pada 1 April 2025, saat Elanga mencetak gol kemenangan ke gawang MU. Bukan hanya gol, tapi juga pesan yang menyakitkan: klub lamanya telah salah menilainya. Dia bukan sekadar talenta, tapi pemain siap pakai yang tak diberi kesempatan.
Penyesalan yang Datang Terlambat
Kini pertanyaannya: haruskah MU menyesal telah membuang Elanga? Jawabannya mungkin tergantung siapa yang menjawab. Namun, bagi para penggemar, fakta dan statistik berbicara lebih lantang dari opini.
Elanga tidak hanya tampil konsisten, tapi juga menentukan. Dia telah membuktikan bahwa dirinya pantas berada di level tertinggi, bukan sebagai cadangan, tapi sebagai pemain inti. Penjualannya ke Forest kini tampak seperti keputusan terburu-buru.
Dalam sepak bola, terkadang yang dibutuhkan hanyalah waktu dan kepercayaan. Forest memberinya keduanya—dan kini memanen hasilnya. Di sisi lain, MU barangkali sedang belajar cara menghargai talenta yang pernah mereka miliki. Sayangnya, pelajaran itu datang saat Elanga sudah terbang terlalu tinggi.